Peristiwa-peristiwa pada saat Perang Enam Hari yang dramatik telah
menimbulkan beberapa tuduhan serta teori-teori yang penuh dengan
kontroversi :
Angkatan Bersenjata Israel membunuh tawanan perang Mesir
Dalam sebuah pertemuan untuk Radio Israel pada tanggal 16 Agustus 1995, Aryeh Yitzhaki
yang dahulu bertugas di Pusat Pengajian Sejarah Angkatan Bersenjata
Israel di Universitas Bar-Ilan menuduh bahwa pasukan Israel melakukan
pembunuhan sehingga 1.000 orang Mesir yang tak bersenjata dibunuh oleh
Angkatan Bersenjata Israel.
Tuduhan itu menerima perhatian yang meluas
di Israel serta di seluruh dunia. Namun, Yitzhaki kemudian diketahui
bahwa ia
merupakan seorang ahli Partai Tsomet (partai politik sayap
kanan Israel) yang diketuai oleh Rafael Eitan.
Meir Pa'il, seorang politikus dan ahli sejarah yang pernah
memperkerjakan Yitzhaki sebagai asistennya, menyatakan bahwa Yitzhaki
mempunyai niat terselubung untuk mengalihkan perhatian orang dari
penuduhan oleh Jendral Arye Biro tentang keikutsertaan Yitzhaki dalam
pembunuhan 49 orang tawanan perang pada saat perang tahun 1956.
Walaupun tuduhan Yitzhaki tidak pernah disahkan, banyak anggota
militer yang tampil ke depan semasa perdebatan negara di Israel yang
penuh dengan kontroversi untuk mengatakan bahwa mereka telah menyaksikan
pembunuhan tawanan tidak bersenjata.
Ahli sejarah militer Israel, Uri
Milstein, dilaporkan berkata bahwa banyak kejadian yang serupa telah
dilakukan dalam peperangan itu: "Itu bukan dasar resmi, tetapi terdapat
suasana bahwa perbuatan itu tidak salah. Sebagian letnan kolonel
memutuskan untuk membuatnya, dan ada yang enggan berbuat demikian.
Tetapi setiap orang tahu akan perkara itu".
Dokumen Angkatan Bersenjata Israel pada tanggal 11 Juni 1967
menunjukan adanya larangan untuk membunuh tawanan, dan menjelaskan
kedudukan resmi Israel. Namun, tidak terdapat dokumen resmi Israel yang
membenarkan skala pembunuhan untuk ditaksirkan dengan tepat.
Menurut laporan New York Times pada tanggal 21 September 1995, Mesir telah mengumumkan penemuan dua kuburan yang berisi banyak orang dan tidak dalam di El Arish,
Sinai, dimana terdapat jasad 30-60 tawanan Mesir yang ditembak oleh
tentara Israel selama perang enam hari. Israel dilaporkan menawarkan
ganti rugi kepada keluarga korban.
Menurut arsip resmi Israel, sebanyak 4.338 tentara Mesir telah
ditangkap oleh Angkatan Bersenjata Israel. 11 tentara Israel telah
ditangkap oleh tentara Mesir. Pertukaran tawanan selesai pada tanggal 23 Januari 1968.
Dukungan Amerika Serikat dan Britania Raya
Kapal USS Independence digunakan dalam Armada Keenam Amerika Serikat tahun 1967
Sebagian orang Arab mempercayai bahwa Amerika Serikat dan Britania
Raya memberikan dukungan yang aktif kepada Angkatan Udara Israel.
Tuduhan tentang dukungan pertempuran Amerika Serikat dan Britania Raya
kepada Israel bermula pada hari kedua peperangan tersebut. Radio Kairo
dan akhbar kerajaan Al-Ahram membuat beberapa tuduhan, antaranya:
- pesawat-pesawat dari kapal induk pesawat udara Amerika Serikat dan Britania Raya membuat serangan terhadap angkatan tentera Mesir
- pesawat-pesawat Amerika Serikat yang ditempatkan di Libya menyerang Mesir
- satelit mata-mata Amerika Serikat memberikan informasi kepada Israel.
Suriah dan Yordania membuat laporan-laporan yang serupa dalam
siaran-siaran Radio Damaskus dan Radio Amman. Tuduhan ini juga disebut
lagi oleh Presiden Mesir, Gamal Abdel Nasser, dalam ucapannya saat peletakan jabatannya pada tanggal 9 Juni 1967 (peletakan jabatannya ditolak).
London dan Washington D.C.
membantah tuduhan ini, dan tidak terdapat bukti yang mendukung tuduhan
tersebut. Dalam lingkungan pemerintahan Amerika Serikat dan Britania
Raya tuduhan ini dengan cepatnya dikenali sebagai "kebohongan besar".
Walaupun begitu, tuduhan bahwa orang-orang Arab sedang bertempur dengan
Amerika Serikat serta Britania Raya, dan bukan hanya dengan Israel,
berterusan dalam dunia Arab.
Menurut Elie Podeh, ahli sejarah Israel: "Semua buku teks sejarah Mesir selepas tahun 1967
mengulangi tuduhan bahwa Israel melancarkan peperangan itu dengan
dukungan dari Britania Raya dan Amerika Serikat. Hal itu juga
mengasaskan perkaitan langsung antara perang 1967
dengan percobaan-percobaan imperialis yang dahulu untuk menguasai dunia
Arab, dan menggambarkan Israel sebagai satu "kacung" imperialis.
Pengulangan kisah dongeng ini, dengan hanya sedikit perubahan, dalam
semua buku teks sejarah bermaksud bahwa semua kanak-kanak sekolah Mesir telah diindoktrinasikan dengan cerita sulit itu." Sebuah telegram Britania
ke kubu-kubu Timur Tengah menyimpulkan: "Keengganan Arab untuk menolak
semua versi palsu itu berasal sebagian dari keperluan untuk mempercayai
bahwa tentara Israel tidak dapat menewaskan mereka dengan begitu saja
tanpa bantuan luar."
Ahli-ahli sejarah seperti Michael Oren
memperdebatkan bahwa dengan mengenakan tuduhan salah terhadap Amerika
Serikat dan Britania Raya kerana membantu Israel secara langsung.
Sebagai tindak balas terhadap tuduhan itu, negara-negara minyak Arab
kemudian mengumumkan boikot minyak. 6 negara Arab memutuskan hubungan
diplomatik dengan Amerika Serikat dan Lebanon menarik kedutaan besarnya.
Pemimpin-pemimpin Arab sedang mencoba memperoleh bantuan militer yang
aktif dari Uni Soviet untuk diri sendiri. Namun, pihak Soviet
mengetahui bahwa tuduhan tentang bantuan asing terhadap Israel itu tidak
berasas, dan memberitahu diplomat-diplomat Arab di Moskwa
tentang fakta ini. Walaupun Uni Soviet tidak mempercayai
tuduhan-tuduhan itu, media Soviet meneruskan pemetikan tuduhan-tuduhan
tersebut dan dengan itu, menipiskan kepercayaan laporan-laporan itu.
Dalam sebuah pertemuan pada tahun 1993, Robert McNamara, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, menyatakan bahwa keputusan untuk menempatkan Armada Keenam Amerika Serikat di Laut Tengah
bagian Timur untuk mempertahankan Israel, bahkan jika diperlukan, telah
mencetuskan krisis antara Amerika Serikat dan Kesatuan Soviet. Armada
tersebut sedang menjalani latihan tentera laut berhampiran dengan Gibraltar ketika itu. McNamara tidak menerangkan bagaimana krisis itu diatasi.
Dalam bukunya, Enam Hari, Jeremy Bowen, wartawan BBC,
menuduh bahwa selama krisis itu, kapal-kapal dan pesawat-pesawat Israel
membawa simpanan senjata Britania dan Amerika Serikat dari tanah
Britania Raya.
Desakan Uni Soviet
Terdapat teori-teori bahwa seluruh perang pada tahun 1967 merupakan
suatu percobaan yang tidak semestinya oleh Uni Soviet dengan tujuan
meningkatkan ketegangan antara Jerman Barat dengan negara-negara Arab melalui dukungan Jerman Barat terhadap Israel.
Dalam sebuah artikel tahun 2003, Isabella Ginor memperincikan dokumen-dokumen GRU
Soviet yang memuat rencana tersebut. Ia juga memperincikan informasi
intelijen yang salah yang diberikan kepada Mesir, yang menyatakan
tentang bertambahnya jumlah militer Israel besar-besaran.
Tokoh penting yang terlibat
- Gamal Abdel Nasser, Presiden Mesir
- Raja Hussein dari Yordania
- U Thant, Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa
- Levi Eshkol, Perdana Menteri Israel
- Moshe Dayan, Menteri Pertahanan Israel, Jenderal Israel
- Abba Eban, Menteri Luar Negeri Israel
- Lyndon B. Johnson, Presiden Amerika Serikat
- Robert McNamara, Menteri Pertahanan Amerika Serikat
- Leonid Brezhnev, Pemimpin Soviet
Sumber : Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar