Pecah di Eropa (1939)
Pada tanggal
1 September 1939, Jerman dan Slowakia—negara klien pada tahun 1939—menyerang Polandia. Tanggal 3 September,
Perancis dan Britania Raya, diikuti negara-negara Persemakmuran, menyatakan
perang terhadap Jerman, tetapi memberi sedikit dukungan kepada Polandia ketimbang serangan kecil
Perancis ke Saarland. Britania dan Perancis juga mulai memblokir perairan Jerman pada
tanggal 3 September untuk melemahkan ekonomi dan upaya perang negara ini.
Tanggal
17 September, setelah menandatangani gencatan senjata dengan Jepang, Soviet juga
menyerbu Polandia. Wilayah Polandia terbagi antara Jerman dan Uni Soviet, dengan Lituania dan Slowakia mendapat bagian kecil. Polandia tidak menyerah; mereka
mendirikan Negara Bawah Tanah Polandia dan Pasukan Dalam Negeri bawah
tanah, dan terus berperang bersama Sekutu di semua front di luar
Polandia.
Sekitar
100.000 personil militer Polandia diungsikan ke Rumania dan negara-negara Baltik; sebagian besar tentara
tersebut kemudian berperang melawan Jerman di teater perang yang lain. Pemecah kode
Enigma Polandia juga diungsikan ke Perancis. Pada saat itu pula, Jepang
melancarkan serangan pertamanya ke Changsha, sebuah
kota Cina yang strategis, tetapi digagalkan pada akhir September.
Parade umum Wehrmacht Jerman dan Pasukan Merah Soviet pada tanggal 23 September 1939 di Brest, Polandia Timur setelah Invasi Polandia berakhir. Di tengah adalah Mayor Jenderal Heinz Guderian dan di kanan adalah Brigadir Semyon Krivoshein.
Setelah invasi Polandia dan perjanjian Jerman-Soviet atas Lituania, Uni Soviet memaksa negara-negara Baltik mengizinkan mereka menempatkan tentara Soviet di negara mereka atas alasan "bantuan bersama". Finlandia menolak permintaan wilayah dan diserang oleh Uni Soviet pada bulan November 1939. Konflik yang kemudian pecah berakhir pada bulan Maret 1940 dengan konsesi oleh Finlandia. Perancis dan Britania Raya, menyebut serangan Soviet ke Finlandia sebagai alasan memasuki kancah perang di pihak Jerman, menanggapi invasi Soviet dengan mendukung dikeluarkannya Uni Soviet dari Liga Bangsa-Bangsa.
Di Eropa
Barat, tentara Britania dikerahkan ke benua ini, namun pada fase yang dijuluki Perang Phoney oleh Britania dan
"Sitzkrieg" (perang duduk) oleh Jerman tak satupun pihak yang
melancarkan operasi besar-besaran terhadap satu sama lain sampai April 1940.
Uni Soviet dan Jerman membuat pakta dagang pada bulan Februari 1940, yang
berarti Soviet menerima bantuan militer dan industri dengan imbalan menyediakan
bahan mentah untuk Jerman agar bisa mengakali pemblokiran oleh Sekutu.
Pada bulan
April 1940, Jerman menginvasi Denmark dan Norwegia untuk mengamankan pengiriman bijih besi dari Swedia, yang hendak dihadang oleh
Sekutu. Denmark langsung menyerah, dan meski dibantu Sekutu, Norwegia
berhasil dikuasai dalam waktu dua bulan. Bulan Mei 1940, Britania
menyerbu Islandia untuk mencegah kemungkinan invasi Jerman ke pulau itu. Ketidakpuasan
Britania atas kampanye Norwegia mendorong penggantian Perdana Menteri Neville
Chamberlain dengan Winston Churchill pada tanggal 10 Mei 1940.
Serbuan Poros
Tentara Jerman di Arc de Triomphe, Paris, setelah kejatuhan Perancis tahun 1940.
Jerman menyerbu Perancis, Belgia, Belanda, dan Luksemburg pada tanggal 10 Mei 1940. Belanda dan Belgia kewalahan menghadapi taktik blitzkrieg dalam beberapa hari dan minggu. Jalur Maginot yang dipertahankan Perancis dan pasukan Sekutu di Belgia diakali dengan bergerak secara mengapit melintasi hutan lebat Ardennes, yang disalahartikan oleh perencana perang Perancis sebagai penghalang alami bagi kendaraan lapis baja.
Tentara
Britania terpaksa keluar dari
Eropa melalui Dunkirk, meninggalkan semua peralatan beratnya pada awal Juni.
Tanggal 10 Juni, Italia menyerbu
Perancis,
menyatakan perang terhadap Perancis dan Britania Raya; dua belas hari kemudian Perancis menyerah dan langsung dibelah menjadi zona pendudukan Jerman dan Italia, dan sebuah
negara sisa yang tak
diduduki di bawah Rezim Vichy. Pada
tanggal 3 Juli, Britania menyerang armada
Perancis
di Aljazair untuk
mencegah perebutan oleh Jerman.
Bulan Juni,
pada hari-hari terakhir Pertempuran Perancis, Uni Soviet memaksa aneksasi Estonia, Latvia, dan Lituania, lalu
menganeksasi wilayah Bessarabia yang dipertentangkan Rumania. Sementara itu,
kesesuaian politik dan kerja sama ekonomi Nazi-Soviet perlahan buntu, dan kedua negara mulai bersiap untuk perang.
kesesuaian politik dan kerja sama ekonomi Nazi-Soviet perlahan buntu, dan kedua negara mulai bersiap untuk perang.
Dengan
Perancis dinetralkan, Jerman memulai kampanye superioritas
udara
atas Britania (Pertempuran
Britania)
untuk mempersiapkan sebuah invasi. Kampanye
ini gagal, dan rencana invasi tersebut dibatalkan pada bulan September.
Menggunakan pelabuhan-pelabuhan Perancis yang baru dicaplok, Angkatan Laut
Jerman menikmati kesuksesan melawan Angkatan Laut
Kerajaan
dengan memakai kapal-U untuk
menyerang kapal-kapal Britania di Atlantik. Italia memulai operasinya di Mediterania, memulai pengepungan
Malta
bulan Juni, menguasai Somaliland Britania bulan
Agustus, dan menerobos wilayah Mesir Britania bulan September 1940. Jepang meningkatkan pemblokirannya
terhadap Cina pada bulan September dengan merebut sejumlah
pangkalan
di wilayah utara Indocina Perancis yang saat
ini terisolasi.
Sepanjang
periode ini, Amerika Serikat yang netral melakukan sejumlah hal untuk membantu
Cina dan Sekutu Baratnya. Pada bulan November 1939, Undang-Undang Netralitas diamandemen
untuk memungkinkan pembelian "beli dan angkut" oleh
Sekutu. Tahun 1940, setelah pencaplokan Paris oleh Jerman,
ukuran Angkatan Laut
Amerika Serikat meningkat pesat dan, setelah serbuan Jepang ke
Indocina, Amerika Serikat memberlakukan embargo besi, baja, dan barang-barang mekanik terhadap Jepang.
Pada bulan September, Amerika Serikat menyetujui penukaran kapal penghancur AS dengan pangkalan
Britania Raya. Tetap saja, mayoritas rakyat Amerika Serikat menentang
intervensi militer langsung apapun terhadap konflik ini sampai tahun 1941.
Pada akhir
September 1940, Pakta Tiga Pihak menyatukan Jepang, Italia, dan Jerman untuk meresmikan Kekuatan Poros. Pakta Tiga Pihak ini menegaskan
bahwa negara apapun, kecuali Uni Soviet, yang tidak terlibat dalam perang yang
menyerang Kekuatan Poros apapun akan dipaksa berperang melawan ketiganya. Pada
waktu itu, Amerika Serikat terus mendukung Britania Raya dan Cina dengan
memperkenalkan kebijakan Lend-Lease yang
mengizinkan pengiriman material dan barang-barang lain dan membuat zona
keamanan yang membentang hingga separuh Samudra Atlantik agar Angkatan Laut
Amerika Serikat bisa melindungi konvoi Britania. Akibatnya, Jerman dan
Amerika Serikat terlibat dalam peperangan laut di Atlantik Utara dan Tengah
pada Oktober 1941, bahkan meski Amerika Serikat secara resmi tetap netral.
Blok Poros
meluas bulan November 1940 ketika Hongaria, Slowakia, dan Rumania bergabung dengan Pakta Tiga Pihak ini. Rumania akan
memberi kontribusi besar terhadap perang Poros melawan
Uni Soviet, sebagian untuk merebut kembali wilayah yang diserahkan kepada Soviet, sebagian
lagi demi memenuhi keinginan pemimpinnya, Ion Antonescu, untuk melawan komunisme. Pada
bulan Oktober 1940, Italia menyerbu
Yunani,
tetapi beberapa hari kemudian digagalkan dan dipukul sampai Albania yang
berakhir dengan kebuntuan. Bulan Desember 1940, pasukan Persemakmuran Britania
Raya memulai serangan balasan terhadap pasukan Italia
di Mesir
dan Afrika Timur
Italia.
Pada awal 1941, dengan pasukan Italia dipukul hingga Libya oleh Persemakmuran,
Churchill memerintahkan pengerahan
tentara dari Afrika untuk membantu Yunani. Angkatan Laut
Italia
juga menderita kekalahan besar, dengan Angkatan Laut Kerajaan membuat tiga
kapal perang Italia tidak berfungsi melalui serangan kapal induk di Taranto, dan menetralisasi beberapa kapal perang lain pada Pertempuran Tanjung Matapan.
Jerman
segera turun tangan untuk membantu Italia. Hitler mengirimkan pasukan Jerman ke Libya pada bulan Februari, dan pada
akhir Maret mereka melancarkan serangan terhadap
pasukan Persemakmuran yang semakin sedikit. Dalam kurun sebulan, pasukan
Persemakmuran dipukul mundur ke Mesir dengan pengecualian pelabuhan Tobruk yang dikepung. Persemakmuran berupaya
mengusir pasukan Poros pada bulan Mei dan lagi pada bulan Juni, tetapi keduanya gagal. Pada awal April,
setelah penandatanganan Pakta Tiga Pihak oleh Bulgaria, Jerman turun tangan di Balkan dengan menyerbu
Yunani
dan Yugoslavia setelah terjadi kudeta; di sini mereka membuat kemajuan
besar, sehingga memaksa Sekutu pindah setelah Jerman menguasai pulau Kreta, Yunani pada akhir
Mei.
Tentara penerjun Jerman menyerbu pulau Kreta, Yunani, Mei 1941.
Sekutu sempat beberapa kali berhasil pada saat itu. Di Timur Tengah, pasukan Persemakmuran pertama menggagalkan kudeta di Irak yang dibantu pesawat Jerman dari pangkalan-pangkalan di Suriah Vichy, kemudian dengan bantuan Perancis Merdeka, menyerbu Suriah dan Lebanon untuk mencegah peristiwa seperti itu lagi. Di Atlantik, Britania berhasil menaikkan moral publik dengan menenggelamkan kapal perang Jerman Bismarck. Mungkin yang terpenting adalah pada Pertempuran Britania, Angkatan Udara Kerajaan berhasil bertahan dari serangan Luftwaffe dan kampanye pengeboman Jerman yang berakhir bulan Mei 1941.
Di Asia, meski sejumlah serangan dari kedua
pihak, perang antara Cina dan Jepang buntu pada tahun 1940. Demi meningkatkan
tekanan terhadap Cina dengan memblokir rute-rute suplai, dan untuk memosisikan
pasukan Jepang dengan tepat andai pecah perang dengan negara-negara Barat, Jepang merebut kendali
militer di Indocina selatanPada Agustus 1940, kaum komunis
Cina
melancarkan serangan di Tiongkok Tengah; sebagai
balasan, Jepang menerapkan kebijakan keras (Kebijakan Serba Tiga) di daerah-daerah pendudukan untuk mengurangi sumber
daya manusia dan bahan mentah untuk pasukan komunis. Antipati yang terus
berlanjut antara pasukan komunis dan nasionalis Cina memuncak pada pertempuran bersenjata pada bulan
Januari 1941, secara efektif mengakhiri kerja sama mereka.
Dengan
stabilnya situasi di Eropa dan Asia, Jerman, Jepang, dan Uni Soviet
mempersiapkan diri. Dengan kekhawatiran Soviet terhadap meningkatnya ketegangan
dengan Jerman dan rencana Jepang untuk memanfaatkan Perang Eropa dengan merebut
jajahan Eropa yang kaya sumber daya alam di Asia Tenggara, kedua kekuatan ini
menandatangani Pakta Netralitas
Soviet–Jepang pada bulan April 1941. Kebalikannya, Jerman bersiap-siap
menyerang Uni Soviet dengan menempatkan pasukan dalam jumlah besar di
perbatasan Soviet.
Sumber : Wikipedia
Sumber : Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar